Senin, 15 November 2010

BENCI VS KENTANG
Seorang Ibu Guru taman kanak-kanak (TK) mengadakan"permainan".
Ibu Guru menyuruh tiap muridnya membawa kantong plastik transparan 1 buah dan kentang. Masing-masing kentang tersebut diberi nama berdasarkan nama orang yang dibenci, sehingga jumlah kentangnya tidak ditentukan berapa ... tergantung jumlah orang yang dibenci.

Pada hari yang disepakati masing-masing murid membawa kentang dalam kantong plastik. Ada yang berjumlah 2, ada yang 3 bahkan ada yang 5. Seperti perintah guru mereka tiap kentang diberi nama sesuai nama orang yang dibenci. Murid-murid harus membawa kantong plastik berisi kentang tersebut kemana saja mereka pergi, bahkan ke toilet sekalipun,selama 1 minggu.

Hari berganti hari, kentang pun mulai membusuk,murid-murid mulai mengeluh,apalagi yang membawa 5 buah kentang, selain berat,baunya juga tidak sedap.Setelah 1 minggu murid-murid TK tersebut merasa lega karena penderitaan mereka akan segera berakhir.

Ibu Guru : "Bagaimana rasanya membawa kentang selama 1 minggu ?"

Keluarlah keluhan dari murid-murid TK tersebut, pada umumnya mereka tidak merasa nyaman harus membawa kentang busuk tersebut kemanapun mereka pergi. Gurupun menjelaskan apa arti dari "permainan" yang mereka lakukan.

Ibu Guru : "Seperti itulah kebencian yang selalu kita bawa apabila kita tidak bisa memaafkan orang lain. Sungguh sangat tidak menyenangkan membawa kentang busuk kemana pun kita pergi. Itu hanya 1 minggu. Bagaimana jika kita membawa kebencian itu seumur hidup ? Alangkah tidak nyamannya ..."

Selasa, 12 Oktober 2010

Anakku Sayang

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun dan Dia memberikan pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur." (QS.An-Nahl: 78)

Seorang anak dilahirkan ke dunia dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Pada awalnya tidak memiliki pengetahuan barang sedikitpun dan memiliki kondisi fisik yang lemah untuk melakukan tindakan, bahkan untuk dirinya sendiri. Namun dalam tubuhnya yang lemah itulah Allah SWT memberikan kepadanya "potensi besar" yang dalam perkembangannya nanti akan sangat mempengaruhi kehidupannya. Potensi-potensi itu berupa kemampuan untuk mendengar, melihat dan merasakan sesuatu yang menyenangkan atau menyedihkan, menilai sesuatu yang indah atau jelek dan bahkan pada tingkat mampu membedakan yang haq dan bathil. Dan potensi inilah yang akan membedakan manusia dengan makhluk lainnya.

Potensi yang sangat berharga itu tentu saja tak akan berkembang dengan sendirinya. la memerlukan penanganan secara langsung dan terus-menerus agar potensi itu dapat berkembang secara alami dan sesuai dengan masanya. Dan posisi inilah seorang ibu memiliki peran strategis untuk menentukan cepat atau lambatnya pertumbuhan tersebut.

Seorang ibu yang baik tentu saja akan memberikan perhatian yang intensif terhadap pertumbuhan potensi tersebut. Semakin besar diberikan maka semakin cepatlah tingkat pengalaman, pemahaman dan emosi seorang anak.

Belaian seorang ibu terhadap anaknya akan membawa arti yang sangat dalam bagi pertumbuhan jiwa anak. Anak akan merasakan kehangatan dan perlindungan dari seseorang yang dekat dengannya. Apalagi jika seorang bayi mendapat respon khusus dan cepat dari kedua orangtuanya, maka kedekatan dirinya dengan sumber kehangatan akan semakin meningkat yang pada akhirnya menumbuhkanrasa cinta dan perhatian.

Rasulullah SAW telah mencium Al-Hasan bin Ali, sedangkan ketika itu di sisi beliau duduk Al-Aqra"bin Hadits At-Tamini. Al-Aqra' berkata, "Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh orang anak, tapi tak satupun diantara mereka yang pemah aku cium." Maka Rasulullah memandangnya dan bersabda, "Barangsiapa yang tidak mengasihi, tidak akan dikasihi." (HR.Bukhori dari Abu Hurairah )

Hadist di atas menunjukkan bahwa sentuhan langsung yang diberikan oleh orang tua terhadap anaknya, amat berpengaruh terhadap tumbuhnya rasa kasih sayang antar keduanya. Anak merasakan kehangatan dan fitrah yang hanif telah bersentuhan dengan wujud kasih sayang yang diberikan melalui sentuhan tangan.

Apalagi jika kasih sayang itu tidak hanya diwujudkan dengan sentuhan semata, melainkan dengan keikhlasan yang mendalam ketika merawatnya dan memberikan perhatian psikologis yang besar dan mendasar, maka interaksi kasih sayang itu tidak akan hilang ditelan usia. Ironisnya, banyak orang tua yang mengeluh lantaran anak-anak mereka lebih akrab dan dekat dengan pembantu daripada dengan dirinya. Bahkan terkadang anak lebih merasa aman dan tergantung padanya (pembantu).

Hal di atas dapat terjadi karena tak utuhnya rasa kasih sayang yang diberikan pada orangtua kepada putra-putrinya. Mereka terlalu sibuk dengan dunianya yang banyak menyita waktu dan tenaga. Padahal di sisi lain seorang anak membutuhkan kehadiran orangtua secara utuh baik fisik maupun psikisnya.

Kesibukan orangtua berkarier di luar rumah perlahan-lahan membuat jarak orangtua dengan anak, sehingga intensitas perhatian dan sentuhan lambat laun makin memperbesar jurang kasih sayang yang seharusnya tidak perlu terjadi itu.

Di tengah kebutuhan anak terhadap perhatian, muncullah seorang Bik Inem atau Mbok Pariyem yang menggantikan peran orangtua dalam kesehariannya. Ketika si Upik menangis minta mimik susu, pembantu itu dengan cekatan memenuhi keinginannya. Bahkan mereka tak segan-segan membersihkan kotoran si Ujang tanpa rasa geli atau sungkan. Hal itulah yang menyebabkan beralihnya rasa kasih sayang seorang anak pada pembantu yang telah merawatnya.

Di sisi lain yang amat mengkhawatirkan adalah tidak semua pembantu dibekali oleh pemahaman terhadap perkembangan anak, sehingga kita sering melihat mereka 'konvensional' dalam mengasuh anak-anak majikannya. Seakan-akan standar keberhasilan kerja para pembantu adalah sejauh mana seorang anak bisa 'diam', 'makan dan minum yang baik ' dan tidak rewel ketika bermain.

Para pembantu tidak dibekali pengetahuan bagaimana cara mendidik dan mengasuh anak yang efektif, efisien dan benar. Hal ini terkadang menimbulkan masalah yang serius karena adanya perbedaan pendekatan yang dilakukan orangtua terhadap anaknya dibandingkan dengan pendekatan yang dilakukan oleh pembantu.

Terkadang seorang pembantu 'over protection' (terlalu banyak melindungi) terhadap anak yang diasuhnya, lantaran ia tak mau ambil resiko jika anak majikannya terluka karena keteledorannya. Anak majikan harus mulus rapih sebagaimana orangtuanya menitipkan. Atau bisa jadi ia berangkat dari pengalamannya yang lalu, saat pembantu diomeli 'boss' habis-habisan lantaran anaknya benjol kejedut tembok. Akibat dari keadaan ini pembantu selalu memenuhi keinginan anak majikannya sehingga ia manja dan amat tergantung padanya.

Bisa jadi malah sebaliknya, seorang pembantu bersikap lower protection' (rendah perlindungannya) terhadap amanah yang diberikan padanya. Anak kurang mendapat perlindungan dan pengawasan. Biasanya hal ini terjadi pada anak-anak yang tengah memasuki usia puberitas.

Pembantu tak mampu mengawasi mereka karena sikapnya yang cenderung agresif. Mereka akan mengancam atau berbuat sesuatu pada pembantu jika aktifitas negatifnya diadukan pada orangtua mereka. Sehingga jangan heran jika ada anak yang mengundang teman-temannya nonton blue film selagi orangtua mereka bekerja tanpa gangguan sedikitpun.

Sikap di atas mengajak anak pada kondisi 'mal adjustment' di mana anak tak mau kompromi dengan lingkungannya. Akibatnya, mereka membentuk lingkungan sendiri bersama teman-temannya yang senasib. Kenyataan ini tak jarang mengarahkan anak ke lembah yang seharusnya mereka jauhi dan tinggalkan. Mereka terlibat perkelahian 'geng', mabuk- mabukan sehingga meminta korban jiwa.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh sebuah majalah di Amerika menunjukkan bahwa hampir 75% dari jumlah responden ibu-ibu yang tidak bekerja setuju bahwa anak-anaknya berkembang semakin buruk jika kedua orangtuanya bekerja. Jawaban senada juga disampaikan oleh 50% dari ibu-ibu yang bekerja.

Kenyataan ini juga harus kita sadari sedini mungkin, sebab kita tentunya menginginkan anak-anak yang berkualitas intelektualnya dan mentalitasnya. Oleh karena itu kita harus menaruh perhatian yang besar dan menanamkan motivasi bahwa "Ia bocah hari ini dan pemimpin esok hari."

Tangan-tangan kitalah yang mengarahkan 'kiblat' generasi ini dengan segala pengorbanan jiwa, raga dan harta, lalu bagaimana Islam memberikan solusi bagi generasi mendatang yang tidak lain adalah anak-anak kita, bahkan cucu-cucu kita?


MENCETAK GENERASI QUR'ANI

Al Qur'an merupakan sumber utama dan pertama dalam Islam, kandungannya amat dalam dan luas, juga selalu relevan dengan masa sampai hari kiamat. Sebab ayat demi ayatnya adalah firman Allah yang Maha Benar dan Maha Tahu waktu yang lampau, sekarang dan yang akan datang. Para orangtua seharusnya selalu meletakkan landasan pendidikan anak-anaknya dengan berpegangan pada kitab suci ini tanpa keraguan sedikitpun.

Lantas bagaimana kita melakukannya, padahal melihat kenyataan banyak para orangtua muslim sendiri masih asing dengan Al Qur'an, baik asing karena belum bisa membaca Qur'an atau asing karena disamping belum dapat membaca kitab ini juga karena lingkungan yang tidak mendukung untuk dapat berinteraksi intensif dengan Al Qur'an. Oleh karena itu ada beberapa hal yang bisa dilakukan pada tahap-tahap awal dalam bersentuhan denagn Al Qur'an , yaitu :

1. Mendengarkan Al Qur'an

"Dan apabila dibacakan Al Qur'an maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikan dengan tenang agar kamu mendapat rahmat." (QS. 7 : 204), Rasulullah sendiri sangat gemar mendengarkan Al Qur'an.

2. Membaca Al Qur'an

Para ulama terdahulu, tidak henti-hentinya membaca dan memperdalam Al Qur'an dan membaca Al Qur'an juga merupakan salah satu tanda keimanan dan menjadi pembeda antara muslim dan kafir, firman Allah :

"Dan apabila kamu membaca Al Qur'an niscaya kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup." ( QS. 17: 45)

3. Mentadabburi dan mengikuti Al Qur'an

"Ini adalah kitab Al Qur'an yang Kami turunkan kepadamu, penuh dengan berkah supaya mereka merenungkan ayat-ayatnya (tadabbur) dan supaya menjadi pelajaran bagi mereka yang berfikir." ( QS. 38:29).

Al Qur'an memuat sangat banyak tentang pedoman pendidikan anak kita dari mulai mengenalkan Allah sampai bagaimana mencintai anak-anak kita, juga pada sejarah nabi kita dalam berinteraksi dengan anak-anak, Subhanallah nabi Muhammad SAW adalah suami dan ayah terbaik dimuka bumi ini. Jadi tidak ada alasan untuk mencari sumber terbaik bagi pedoman pendidikan anak-anak kita selain pada Al Qur'an dan Sunah nabi Muhammad SAW. Wallahu alam bish shawab.

Home

Coklat dapat mengurangi tekanan darah dan risiko penyakit jantung

Baharuddin Pasaribu — Wed, 01/09/2010 - 14:08

Telur paskah dan coklat lainnya mungkin baik bagi anda – dalam jumlah kecil dan terutama yang berwarna gelap – demikian menurut sebuah penelitian. Dengan makan satu kotak persegi kecil coklat setiap hari dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko penyakit jantung anda. Studi ini diterbitkan secara online 31 Maret silam pada European Heart Journal.
Peneliti di Jerman melibatkan tidak kurang dari 19,357 orang dengan kisaran usia antara 35 – 65 selama paling sedikit 10 tahun dan menemukan bahwa mereka yang makan coklat paling banyak – sedikitnya 7,5 gram per hari – memiliki tekanan darah yang lebih rendah dan mengurangi risiko akan penyakit dan serangan jantung atau stroke hingga 39% bila  dibandingkan dengan kelompok yang sedikit makan coklat. Perbedaan diantara dua kelompok adalah 6 gram coklat, jumlah yang sama dengan kurang lebih satu batang coklat kecil seberat 100 gram.
Dr. Brian Bujsse, seorang ahli nutrisi epidemiologis pada Institut Nutrisi Manusia Nuthetal, di Jerman yang memimpin penelitian ini berkata: "Orang yang makan coklat paling banyak berada pada kisaran 39% lebih rendah menghadapi risiko dibandingkan dengan kelompok yang makan coklat sedikit. Dalam risiko absolut, hal ini berarti bila orang dalam kelompok yang makan sedikit coklat (dimana 219 orang dari 10,000 pernah mendapat serangan jantung / stroke) mau meningkatkan asupan coklat mereka dengan 6 gram perhari, diharapkan jumlah penderita serangan jantung/ stroke berkurang menjadi 85 orang dari 10,000 orang selama rentang waktu 10 tahun. Jika kelompok yang 39% ini dibandingkan dengan penduduk secara umum maka jumlah serangan jantung dan stroke yang dapat dihindari akan lebih tinggi karena risiko absolut pada penduduk umum juga tinggi (1).
Kendati demikian, ia mengingatkan bahwa penting bagi orang untuk meyakinkan bahwa makan coklat tidaklah meningkatkan asupan kalori secara umum atau mengurangi konsumsi makanan sehat dari mereka."Dengan makan sejumlah kecil coklat bisa membantu mencegah penyakit jantung tapi hanya jika coklat itu menggantikan makanan kaya energi lain seperti snack untuk menjaga berat badan yang stabil" katanya.
Orang yang berpartisipasi pada studi ini adalah mantan pasien pada European Prospective Investigation into Cancer (EPIC). Mereka menerima pemeriksaan medis termasuk tekanan darah, tinggi dan berat badan  pada awal studi antara 1994 – 1998 dan juga mereka menjawab angket tentang pola makan, gaya hidup dan kesehatan. Mereke diminta menjawab berapa sering makan coklat batang ukuran 50 gram dan mereka bisa menjawab apakah mereka makan setengah, sebatang, dua batang atau tiga batang. Mereka tidak ditanya warna coklat yang dimakan (putih, susu atau coklat tua) namun para peneliti menanyakan secara terpisah pada 1,568 partisipan diminta untuk mengingat konsumsi coklat mereka selama periode 24 jam dan menetapkan jenis dan warna coklat yang mereka makan. Hal ini memberikan indikasi tentang proporsi yang mungkin diharapkan dalam studi ini secara menyeluruh. Dalam kelompok terpisah ini, sebanyak 57% makan coklat susu, 24% makan coklat hitam dan hanya 2% makan coklat putih.
Pada pertanyaan lanjutan yang dikirimkan setiap 2 atau 3 tahun hingga Desember 2006 para partisipan ditanyakan apakah mereka mengidap serangan jantung / stroke, sebuah informasi yang secara berkala diverifikasi dengan catatan medis oleh dokter untuk keperluan identifikasi serangan jantung dan stroke.
Para peneliti mengalokasikan partisipan kedalam 4 kelompok sesuai dengan tingkat konsumsi coklat. Mereka yang di peringkat pertama memakan sekitar 7.5 gram coklat per hari, memiliki tekanan darah 1 mm Hg (sistolik) dan 0,9 mm Hg (diastolik) lebih rendah dari kelompok dibawahnya (2). Hipotesa kami adalah karena coklat berpeluang besar mempengaruhi tekanan darah, jadi konumsi coklat juga akan mengurangi risiko stroke atau serangan jantung dimana efek yang lebih kuat terlihat pada stroke" jelas Dr. Buijsse.
Sebenarnya hal inilah yang ditemukan dalam studi ini, selama 8 tahun ada 166 serangan jantung (24 fatal) dan 136 stroke (12 fatal);  pada kelompok tertinggi diketahui bahwa risiko terkena serangan jantung turun hingga 27% dan risiko stroke turun hampir setengah (48%) bila dibandingkan dengan kelompok dibawahnya.
Peneliti menemukan bahwa rendahnya tekanan darah yang diakibatkan oleh konsumsi coklat diawal percobaan studi menjelaskan 12% dari pengurangan serangan jantung dan stroke, namun meskipun hal ini turut dipertimbangkan,  mereka yang berada pada kelompok atas masih mengalami penurunan risiko hingga sepertiga (32%) bila dibandingkan dengan mereka yang berada pada kelompok terbawah selama waktu penelitian.
Meskipun lebih banyak penelitian perlu dilakukan, peneliti percaya bahwa adalah flavanol yang ada pada tanaman kakao bisa dijadikan alasan kuat kenapa coklat berpotensi baik tekanan darah dan kesehatan jantung manusia, dan karena semakin  banyak kakao dalam coklat berwarna gelap aka semakin besar pula efeknya.
"Flavanol yang terdapat dalam kakao diperkirakan bertanggungjawab dalam memperbaiki kehadiran nitric oxide secara biologis dalam sel yang memanjang dalam dinding dalam saluran darah – sel pembuluh darah endotelial" kata Dr. Bruijsse. Oksida nitrat adalah gas yang begitu dilepas menyebabkan otot sel yang lembut dari pembuluh darah berelaksasi dan melebar, hal ini akan mengurangi tekanan darah. Oksida nitrat juga memperbaiki fungsi platelet yang mengurangi daya lekat  darah dan membuat pembuluh darah endotelium kurang menarik bagi sel darah putih untuk menempel atau melekatkan diri disekitarnya".
Para penulis studi ini menyimpulkan : "Dengan menganggap keberadaan zat ini dan efek kesehatan lain yang menjanjikan dari kakao kiranya tidak berlebihan jika kita memanjakan diri kita dengan makan lebih banyak coklat. Bagaimananpun, dengan porsi kecil coklat bisa jadi bagian dari pola makan yang bertujuan untuk mencegah penyakit pembuluh darah jantung hanya setelah dikonfirmasi oleh studi observasi lainnya khususnya dengan model percobaan secara acak"
Mengomentari hasil penelitian tersebut, atas nama Masyarakat Kardiologi Eropa (ESC) Prof. Frank Ruschitzka, direktur Kegagalan jantung dan transpalantasi pada Universitas Hospital Zurich di Swiss dan rekan dari ESC berkata: "Ilmu dasar telah mendemonstrasikan dengan cukup meyakinkan bahwa khususnya coklat berwarna gelap dengan kandungn kakao minimal 70% akan mengurangi oksidatif stress dan memperbaiki fungsi pembuluh darah dan platelet. Namun sebelum anda buru-buru menambahkan coklat pada pola makan anda ingatlah bahwa 100 gram coklat berwarna gelap mengandung sekitar 500 kalori. Bila demikian halnya, anda beleh mengurangi jumlah kalori yang sama dengan mengurangi asupan dari makanan lain untuk menghindari penambahan bobot tubuh"
Catatan:
(1) Contoh risiko absolut diberikan disini untuk membantu pemahaman tentang temua, meskipun studi ini sendiri hanya dilaporkan dalam risiko relatif.
(2) mm H = milimeter Air Raksa (alat pengukur tekanan darah)
Sistolik = ketika bilik jantung berkontraksi.
Diastolik = ketika bilik jantung kondisi relaks
Tekanan normal darah bago orang dewasa sehat adalah 120/80
Sumber Cerita: Diambil dari bahan yang disediakan oleh Masyarakar kardiologi Eropa lewat EurekAlert! Sebuah layanan dari AAAS.
Referensi: Brian Buijsse, Cornelia Weikert, Dagmar Drogan, Manuela Bergmann, dan Heiner Boeing. Chocolate consumption in relation to blood pressure and risk of cardiovascular disease in German adults. European Heart Journal.

Foto/Video/Audio

 

Coklat bar renyah