Jumat, 18 Februari 2011

Pertumbuhan Kota Depok

Rencana pembangunan dua jalan tol yang melintas di Kota Depok akan
dimulai tahun ini. Dua jalan tol yang akan dibangun itu adalah Jalan
Tol Pangeran Antasari-Citayam-Bojonggede sepanjang 22 kilometer dan
Jalan Tol Cinere-Jagorawi sepanjang 14,5 kilometer.

Pembangunan dua jalan tol di Depok dinilai sebagai pembangunan
transformasi ketiga di kota satelit ini. Transformasi pertama adalah
pembangunan kawasan perumnas tahun 1976-1980, dan dianggap
pembangunan yang berhasil karena merupakan proyek percontohan
perumnas. Transformasi kedua adalah pindahnya Kampus Universitas
Indonesia ke Depok tahun 1987. Perpindahan Kampus UI ke Depok ini
mengubah wajah Kota Depok.

Dan transformasi ketiga adalah rencana pembangunan dua jalan tol.
Rencana pembangunan jalan tol tersebut membuat Kota Depok kini makin
dilirik investor. Sekarang saja sejumlah pusat perbelanjaan dibangun
di Jalan Margonda Raya. Lihatlah, misalnya, ITC Depok (103.270 m2 )
yang dikelola |Grup Sinarmas, Depok Town Square (Detos) seluas
160.000 m2 milik PT Lippo Karawaci, dan Margo City Square (49.000
m2) milik Grup Djarum. Para investor besar ini mengantisipasi
perkembangan Kota Depok yang sangat pesat, terutama bila dua jalan
tol selesai dibangun, tiga-empat tahun ke depan.

Kota Depok saat ini luasnya 20.029 hektar (200,2 m2), atau kurang
sepertiga luas Kota Jakarta yang 650 km2. Jumlah penduduk Kota Depok
tahun 2005 tercatat 1,374 juta jiwa dengan kepadatan rata-rata
6.244,14 jiwa/kilometer persegi. Dari luas kota itu, 50 persen
kawasan sudah dibangun, sisanya masih lahan tak terpakai.

Jalan Tol Cinere-Jagorawi sepanjang 14 km akan berfungsi secara
regional karena menghubungkan wilayah Tangerang, Bogor, Bekasi, dan
Jakarta. Jalan tol dengan enam lajur yang total selebar 30 meter ini
rencananya akan melalui Jalan Tol Bumi Serpong Damai (BSD) dan Jalan
Tol Merak-Jakarta, dan pada akhirnya menembus masuk Kota Tangerang.

Tol Cinere-Jagorawi ini juga menghubungkan wilayah Bogor karena
melintas di Jalan Tol Jagorawi serta menghubungkan wilayah Bekasi
karena melintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek, dan akhirnya menembus
Kota Cikarang.

Kehadiran Jalan Tol Cinere- Jagorawi ini diharapkan dapat mengurangi
beban jalan tol dalam kota Jakarta, yang saat ini sudah terlalu
padat dan selalu macet. ?Pembebasan lahan direncanakan dimulai tahun
2006 ini juga. Tahun 2007 dijadwalkan pembangunan konstruksi dimulai
dan diharapkan tahun 2009 tol ini sudah beroperasi,? kata Pelaksana
Tugas Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota
Depok Herman Hidayat kepada Kompas pekan lalu.

Jalan tol lainnya yang akan dibangun dalam waktu bersamaan adalah
Jalan Tol Pangeran Antasari-Citayam-Bojonggede sepanjang 22 km.
Jalan tol ini akan menghubungkan Jakarta Selatan (Jalan P Antasari),
Kota Depok, dan Kabupaten Bogor sehingga memudahkan akses warga
Depok dan Bogor yang akan ke Jakarta dan sebaliknya. Sepanjang 2 km
pertama jalan tol ini masuk wilayah Jakarta, setelah itu sepanjang
16 km melewati Kota Depok hingga Citayam, dan sepanjang 4 km masuk
wilayah Kabupaten Bogor hingga kawasan Bojonggede.

Pusat bisnis baru

Rencana pembangunan dua jalan tol ini membuat Bappeda Kota Depok
mengantisipasi pertumbuhan kota. ?Kami sudah siapkan rencana kawasan
bisnis baru di sepanjang koridor Tol Antasari-Citayam dengan membuat
lima cluster wilayah pengembangan,? ujar Herman. Pertama cluster
Limo dengan konsentrasi untuk hunian, pendidikan, dan rekreasi.
Kedua cluster Krukut/Grogol untuk hunian dan komersial. Ketiga
cluster Rangkapan Jaya untuk hunian, rekreasi, dan komersial.
Keempat cluster Cipayung untuk hunian, pendidikan terpadu, dan
fasilitas komersial. Dan, kelima cluster Pondok Jaya untuk pusat
perdagangan dan kebutuhan pokok. Lima cluster itu diprediksikan
tumbuh sebagai pusat-pusat bisnis baru.

Penyusunan cluster ini untuk mengendalikan pertumbuhan kota di
sekitar jalan tol sehingga pembangunan tidak serampangan dan
semrawut.

Selama ini pertumbuhan kawasan bisnis Kota Depok terpusat di Jalan
Margonda Raya. Lihatlah di sepanjang jalan itu ada bengkel otomotif,
toko, restoran, mal, plaza, ruko, dan warnet yang menjamur. Tak
heran jika jalan utama kota ini selalu padat, terutama pada jam
sibuk.

Pembangunan jalan tol ini diperkirakan akan menjadi faktor
pembangkit bagi pertumbuhan kawasan Depok Tengah dan Depok Barat,
yang selama ini cenderung agak terpisah dibandingkan wilayah timur
Depok. Yang pasti, dua jalan tol ini akan mempersingkat jarak tempuh
Depok dan Jakarta, serta Depok dengan Tangerang, Bekasi, dan Bogor.

Menurut Herman, lokasi yang berpotensi dan berpeluang jadi pusat
kegiatan usaha adalah Beji dan Pancoran Mas (Jalan Margonda Raya
sampai Jatimulya).

Tiga pusat pertumbuhan baru yang diperkirakan cepat berkembang
setelah jalan tol dibangun adalah Cinere dan Jalan Limo Raya, serta
Sawangan dan kawasan Rangkepan Jaya Baru. Saat ini kompleks
perumahan skala besar atau real estat dengan segmen pasar menengah
dan menengah atas berlokasi di Sawangan, Limo, dan Beji.

Yang menjadi pertanyaan sekarang, apakah masyarakat Depok mendukung
pembangunan dua jalan tol ini? Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail
berharap warganya mendukung pembangunan infrastruktur kota itu
karena kehadiran dua jalan tol tersebut akan mempercepat pertumbuhan
kota.

Sosialisasi pembebasan lahan tol rencananya dilaksanakan bulan
Maret-April ini. Jalan Tol Cinere-Jagorawi, misalnya, akan memakan
lahan 135 hektar, berlokasi di sebelah utara jalur pipa gas.
Sejumlah permukiman warga akan tergusur, termasuk rumah di Kompleks
Pelni dan Taman Duta Depok.

Kepala Subbag Pemerintahan Umum Pemkot Depok Theo S menegaskan,
ganti rugi akan diberikan sesuai nilai jual obyek pajak (NJOP) dan
langsung kepada warga tanpa perantara. Warga dapat mengambil ganti
rugi di bank sehingga terbebas dari pungli oknum aparat.

Bagi Syahruddin (50), Ketua RT 01 RW 07, Kelurahan Bhaktijaya,
Kecamatan Sukmajaya, Depok, yang rumahnya dekat jalur pipa gas, yang
penting warga tidak dizalimi.

Sosialisasi ganti rugi harus transparan dan tidak merugikan warga.
Kalau itu yang terjadi, kami dukung proyek jalan tol ini, katanya.

Proyek dua jalan tol ini salah satu ?pekerjaan rumah? bagi Wali Kota
Depok Nur Mahmudi Ismail yang harus diselesaikan.

Setidaknya, ketika konsep Megapolitan Jabodetabekjur (Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cianjur) berlaku, Depok sudah
siap.

0 komentar:

Posting Komentar